Minggu, 10 Januari 2016
Jumat, 08 Januari 2016
Proposal Tugas akhir
PROPOSAL
TUGAS AKHIR
ANALISA
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) DI DESA PACET KECAMATAN PACET KABUPATEN
MOJOKERTO
Disusun
oleh :
ADI FIRMAN H
NIM : 12041015
NIM : 12041015
BIDANG
STUDI SISTEM TENAGA
FAKULTAS
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA
SURABAYA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tenaga
listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik
untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan
sehari-hari/rumah tangga. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi
listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal dari
sumber daya tak terbarui keberadaannya terbatas, maka untuk menjaga kelestarian
sumber energi ini perlu diupayakan langkah-langkah strategis yang dapat menunjang
penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau. Sumber energi yang
digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia didominasi oleh
penggunaan bahan bakar fosil, khususnya batubara. Daerah yang mengalami
kekurangan daya listrik seperti Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara
dan Papua pembangkit listriknya masih menggunakan BBM (bahan bakar minyak).
Minyak bumi dan batubara merupakan energi tidak terbarukan yang lama-kelamaan
akan habis.
Saat
ini Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sendiri.
Kelangkaan bahan bakar minyak masih terjadi di sejumlah lokasi begitu pula
dengan adanya pemadaman listrik yang terjadi di berbagai daerah. Hal ini tentu bertolak belakang dengan fakta bahwa Indonesia
memiliki potensi energi yang sangat melimpah. Dalam kondisi dinamika, solusi yang memadai adalah dengan menyediakan
pembangkit listrik setempat seperti generator (genset) yang menggunakan
bahan bakar minyak (BBM). Solusi lainnya adalah menggunakan sumber energi lain
yang berasal dari air, angin,cahaya matahari, dan biomass. System ini lazim
disebut dengan pembangkit listrik skala kecil tersebar (PSK Tersebar) yang
dianjurkan untuk menggunakan energi terbarukan. Hal ini juga tidak
memungkinkan bagi perumahan di perkotaan mengingat krisisnya energi yang
ada pada saat ini.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu
alternatif penghasil listrik yang murah dan ramah lingkungan. Umumnya PLTMH
dibangun untuk keperluan komunitas kecil dengan memanfaatkan laju aliran
sungai. Mikrohidro
adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang
menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya
(resources) penghasil listrik adalah memiliki
kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar
kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar
energi yang bias dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Tepatnya
di Desa Pacet Kecamatan Pacet kabupaten Mojokerto terdapat suatu Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro yang dibangun sejak tahun 2007 dan merupakan penyedia
tenaga listrik satu-satunya di dusun tersebut, hal ini dikarenakan listrik dari
PLN tidak memasuki Dusun tersebut. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk,
maka permintaan terhadap kebutuhan energi juga meningkat, sementara cadangan
energi yang dimiliki semakin terbatas dan menipis baik dalam hal kuantitas
maupun kualitasnya. Hal ini yang mendorong perlu adanya konservasi dan
diversifikasi energi.
Dengan
melihat kondisi di atas maka penulis sanagat tertarik untuk menganalisa penambahan
kapasitas pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang terdapat di
dusun sendi kecamatan pacet kabupaten mojokerto.
1.2
Rumusan
Masalah
Masalah
yang menjadi pembicaraan ini adalah :
1. Beban
melebihi kapasitas PLTMH.
2. Analisa
kelayakan peralatan PLTMH.
3. Perawatan
PLTMH.
1.3
Batasan
Masalah
Agar ruang lingkup permasalahan tidak terlalu meluas
maka penulis membuat batasan-batasan sebagai berikut :
1. Menganalisa
penambahan daya pada PLTMH
2. Apakah
peralatan PLTMH sudah sesuai dengan kriteria
3. Cara
merawat PLTM
1.4
Tujuan
Tujuan
dari penulisan Tugas Akhir ini adalah agar :
1. Dapat memahami tentang menganalisa penambahan kapasitas Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
2. Dapat
memahami tentang peralatan PLTMH yang sesuai dengan kriteria.
3. Dalam
sistem perawatan agar PLTMH dapat bekerja semaksimal mungkin.
BAB II
Dasar Teori PLTMH
3.1
Pembangkit Tenaga Air
Pembangkit Tenaga Air
adalah suatu bentuk tenaga air dengan ketinggian dan debit air tertentu menjadi
tenaga listrik dengan menggunakan turbin dan generator. Turbin air merupakan
suatu alat yang berputar karena adanya lairan air dengan perputaran turbin,
dimanfaatkan dengan menggunakan geneator, maka demikian akan menghasilkan
aliran listrik yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Pada proses kerja
turbin air dalam pembangkit listrik sampai dengan pemkaian listrik telah
terjadi beberapa perubahan energy :
1.
Perubahan
energy potensial yang ada di dalam aliran air menjadi energy perubahan mekanik
(gerak) oleh turbin.
2.
Energy
mekanik ini akan memutar generator, akibat perputaran generator terjadilah
lompatan elektron, hal ini yang menghasilkan energy listrik, proses selanjutnya
energy listriik yang didistribusikan ke produsen atau apa saja yang
membutuhkan.
Di sini arus listrik
diubah tergantung keperluan. Dapat menjadi energy panas, energy tanpa penggerak,
Besarnya daya yang dibangkitkan oleh sebuah pembangkit tenaga air ditentukan
oleh :
·
Besarnaya
aliran air atau istilah lainnya debit atau kapasitas aliran.
·
Besarnya
perbedaan tinggi muka air atau istilah lainnya tinngi terjun yang dapat
dimanfaatkan.
Menurut Mosonyi (1963) yang dikutip dari Asteriyadi dan Adikesuma
(2007), pembagian
PLTA berdasarkan kapasitas pembangkit dibagi menjadi 4, yaitu :
·
PLTA berukuran mikro dengan
daya < 100 kW.
·
PLTA dengan daya
kapasitas listrik rendah
antara
100 - 1.000 kW.
·
PLTA dengan daya
kapasitas listrik menengah antara 1.000
- 10.000 kW,
·
PLTA dengan daya
kapasitas listrik tinggi di atas 10.000 kW.
Berdasarkan pembatasan masalah maka tugas akhir
ini penulis akan membahas tentang tenaga air dengan kapasitas daya listrik
terpasang di bawah 100 KVA, istilah yang umum dikenal untuk pembagkit jenis ini
adalah “MikroHidro”. Hidro yaitu Air sedangkan Mikro dipakai untuk menyatakan
ukuran yang kecil.
3.2
Pengertian PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), biasa
disebut mikrohidro, adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang
menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai
atau air terjun alam, dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head, dalam
meter) dan jumlah debit airnya (m3/detik). Gambar 3.1 menunjukkan contoh
keseluruhan sistem PLTMH. Umumnya PLTMH yang dibangun jenis run off river
dimana head diperoleh tidak dengan membangun bendungan besar, melainkan dengan
mengalihkan aliaran air sungai ke satu sisi dari sungai dan menjatuhkannya lagi
ke sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh.
Dengan menggunakan pipa, air dialirkan ke power house (rumah pembangkit) yang
biasanya dibangun di pinggir sungai. Melalui nosel air akan menyemprot keluar
memutar roda turbin (runner), kemudian air tersebut dikembalikan ke sungai
asalnya. Energi mekanik putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik
oleh sebuah generator.
Pembangkit listrik tenaga air dibawah ukuran 200 KW
digolongkan sebagai PLTMH (mikrohidro). Dalam perencanaan pembangunan sebuah
PLTMH, diperlukan pengetahuan tentang:
·
Hidrologi
·
Kelistrikan
·
Bangunan sipil
·
Permesinan
·
Ekonomi untuk studi kelayakan.
Gambar 3.1 Gambaran Umum PLTMH
PLTMH
mempunyai beberapa bagian penting yang mendukung kemampuan kerjanya, seperti
dijabarkan di bawah ini.
1.
Intake dan
bendung
Bendungan untuk instalasi PLTMH berfungsi untuk
menampung aliran air sungaidan/atau hanya sekedar untuk mengalihakn air supaya
masuk ke dalam intake. Sebuah bendungan biasanya dilengkapi dengan pintu air
untuk membuang kotoran dan endapan. Perlengkapan lainnya adalah:
penjebak/saringan sampah. PLTMH, umumnya adalah pembangkit tipe run of river,
sehingga bangunan intake dibangun berdekatan dengan bendungan dengan memilih
dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir.
Gambar 3.2 Contoh bendung, intake, di PLTMH.
2.
Saluran pembawa
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk
menjaga elevasi dari air yang disalurkan. Ada berbagai macam saluran pembawa,
antara lain terowongan, saluran terbuka dan saluran tertutup. Konstruksi
saluran pembawa dapat berupa pasangan batu kali atau hanya berupa tanah yang
digali. Pada saluran yang panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah pada
jarak tertentu. Ini untuk menjaga jika terjadi banjir maka kelebihan air akan
terbuang melalui saluran tersebut.
Gambar 3.3 Contoh saluran pembawa
di PLTMH.
3. Head
Tank (Bak Penenang)
Fungsi dari bak penenang adalah untuk menenangkan air
yang akan masuk turbin melalui penstock sesuai dengan debit yang diinginkan,
dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir dan kayu-kayuan.
Untuk kasus-kasus tertentu, adalah memungkinkan untuk menggabungkan bak
penenang sekaligus juga untuk bak pengendap. Terkait dengan fungsi-fungsi
tersebut maka bak penenang dilengkapi dengan pintu air untuk masuk ke penstock,
pintu penguras, saluran pelimpah serta saluran penguras.
4.
Pipa pesat / Penstock
Pipa
pesat berfungsi untuk mengubah energi potensial air di bak penenang menjadi
energi kinetik air di dalam pipa pesat, dan kemudian
mengarahkan energi kinetic tersebut untuk memutar roda gerak turbin air.
Dudukan pipa pesat harus mampu menahan beban statis
dan dinamis dari pipa pesat dan air yang mengalir di dalamnya. Oleh karena itu
harus dihindari belokan-belokan karena akan mengakibatkan gaya yang cukup
besar.
6.
Rumah Pembangkit (power
house)
Rumah di mana semua
peralatan mekanik
dan elektrik PLTMH berada
yang
terdiri dari:
·
Turbin dan sistem
mekanik
·
Generator
·
Panel control
·
Ballast load
·
Tempat peralatan/tools.
Rumah pembangkit
dilengkapi dengan pengamanan terhadap petir dan arus
berlebih
(lightning arrester). Rumah pembangkit berupa pasangan bata dengan bangunan coran
bertulang pada pondasi turbin dan penampungan air di bawah turbin sebelum keluar ke tail
race. Hal
utama yang menjadi perhatian dalam pembangunan rumah pembangkit adalah aksesibilitas dan
sirkulasi udara untuk melepas panas pada ballast load. Sirkulasi udara yang baik akan
menjaga temperatur kerja sekitar rumah pembangkit tidak berlebih, sehingga
temperatur kerja mesin dapat dijaga dengan baik.
7. Mesin
PLTMH atau
disebut Turbin,
Merupakan peralatan PLTMH yng berada
di dalam rumah pembangkit. Turbin secara umum dapat
diartikan sebagai mesin penggerak mula dimana energi fluida kerja yang
digunakan langsung memutar roda turbin, fluida kerjanya dapat berupa air, uap
air dan gas. Dengan demikian turbin air dapat diartikan sebagai suatu mesin
penggerak mula yang fluida kerjanya adalah air.
Secara
umum prinsip kerja dari turbin air ini adalah aliran air di dalam pipa pesat yang
mengandung energi diarahkan ke roda turbin melalui nozzle, kemudian energi yang
di dalam air ini pada roda turbin di ubah bentuknya menjadi energi mekanik
berupa putaran. Putaran roda turbin inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan
suatu beban, salah satu contohnya adalah untuk menggerakkan generator
pembangkit listrik.
Konstruksi
dasar dari turbin air terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator.
Rotor adalah bagian–bagian dari turbin yang bergerak atau berputar seperti roda
turbin (runner), poros, kopling, roda gaya, puly dan bagian – bagian dari turbin yang
diam seperti saluran masuk (pipa pesat), rumah –rumah, sudu antar,
sudu pengarah (nozzle), saluran buang dan lain–lain.
Dari gambar turbin air poros
vertical tersebut di atas dapat
dilihat komponen utama yaitu :
1. Sudu
tetap (nozzle), yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran fluida kerja (air) masuk de dalam sudu gerak.
2. Sudu
gerak,
sudu gerak ini dipasang pada sekeliling roda turbin, yang mana fungsinya
adalah untuk menerima tekanan dari kecepatan fluida kerja air masuk dan
keluar sudu.
3. Rotor
(roda turbin), suatu tempat dudukan sudu gerak, berfungsi untuk meneruskan daya
putar yang diterima dari sudu gerak keporos.
4. Poros,
yang berfungsi untuk mentransmisikan daya atau tenaga bersama –sama dengan putaran roda turbin dan
juga dapat berfungsi untuk mendukung suatu momen putar.
5. Stator
(rumah turbin), berfungsi untuk melindungi atau untuk pengamanan dari proses
kerja turbin, dan juga untuk mendukung konstruksi turbin secara keseluruhan.
6. Generator
listrik, berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis dari poros turbin menjadi
tenaga listrik.
Prinsip Kerja Turbin Air
Pada
roda turbin terdapat sudu yaitu suatu konstruksi lempengan dengan bentuk dan
penampang tertentu, air sebagai fluida kerja mengalir melalui ruang diantara
sudu tersebut, dengan demikian roda turbin akan dapat berputar dan pada sudu
akan ada suatu gaya yang bekerja. Gaya tersebut akan terjadi karena ada perubahan momentum
dari fluida kerja air yang mengalir diantara sudunya. Sudu hendaknya dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja air
tersebut.
Klasifikasi Turbin Air
Turbin
air juga dibedakan dalam dua golongan utama, yaitu dipandang dari segi
pengubahan momentum fluida kerjanya :
1.
Turbin Impuls
Turbin
impuls disebut juga dengan turbin air tekanan sama karena tekanan air yang
keluar dari nozel tekanannya sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Sehingga energi tempat dan energi tekanan yang dimiliki
oleh aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh
dari turbin impuls ini adalah
·
Turbin Pelton
Turbin
pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan
yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozzle.
Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien.
Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Turbin
Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 m tetapi untuk skala mikro head 20 m sudah mencukupi
·
Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m.
Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya
berbeda. Pancaran air
dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin
turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung
dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus
menurunkan biaya perawatan.
·
Turbin Crossflow
Salah
satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang
merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan
perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 liter/sec hingga 10 m3/sec dan head
antara 1 s/d 200 m.
2. Turbin reaksi
Turbin reaksi disebut juga
dengan turbin tekanan lebih karena tekanan air sebelum masuk roda turbin lebih
besar dari pada tekanan air saat keluar roda turbin. Secara umum dapat
dikatakan bahwa aliran air yang masuk keroda turbin mempunyai energi penuh,
kemudian energi ini dipakai sebagian untuk menggerakkan roda turbin dan
sebagian lagi dipergunakan untuk mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis
turbin reaksi yang sering digunakan antara lain.
Jenis-jenis
turbin reaksi antara lain :
·
Turbin Francis
Turbin
francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air
tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.
Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada
turbin francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu
pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi
aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang
tepat.
·
Turbin Kaplan dan propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi
aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu..
Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.
8. Generator
Sebuah peralatan konversi
energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk
listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)
merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan
bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi
mekanis diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh penggerak mula (prime
mover), sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan rotornya.
Generator sinkron dengan definisi sinkronnya,
mempunyai makna bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan
putaran mekanis generator tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan
penggerak mula (prime mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus
searah akan menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar
yang sama dengan putaran rotor tersebut.
Generator sinkron sering kita jumpai pada
pusat-pusat pembangkit tenaga listrik (dengan kapasitas yang relatif besar).
Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-lain. Selain generator dengan
kapasitas besar, kita mengenal juga generator dengan kapasitas yang relatif
kecil, misalnya generator yang digunakan untuk penerangan darurat yang sering
disebut Generator Set atau generator cadangan.
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron
secara umum adalah sebagai berikut :
1.
Kumparan
medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang
akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah
yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya
terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak
mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan
sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
3. Perputaran
rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada
kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan
dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya
perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl
induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut hal tersebut sesuai dengan Persamaan
berikut :
Untuk
generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan
di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar
yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan
jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama lain Setelah itu
ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi
listrik.
9. Panel
atau
peralatan pengontrol listrik
Biasanya berbentuk kotak
menempel di dinding,
berisi peralatan elektronik untuk mengatur listrik yang dihasilkan.
Metode
kontrol yang di gunakan adalah :
Ø Metode
kontrol supervisory yang diklasifikasi lagi menjadi : pengawasan terus menerus,
kontrol jarak jauh, dan kontrol berkala.
Ø Metode kontrol operasional yang diklasifikasi menjadi: kontrol manual,
konrol manusia, dan kontrol otomatis.
Ø Metode
kontrol output yang meliputi kontrol jaringan, kontrol level air, kontrol
debit, dan kontrol operasional.
Selain itu sebuah PLTMH harus juga dilengkapi dengan kebutuhan minimum untuk suatu sistem pembangkit listrik pedesaan,
meliputi :
1. Voltmeter
untuk tegangan keluaran.
2. Voltmeter
untuk beban dummy.
3. Amperemeter untuk
keluaran generator.
4. Hourmeter
untuk waktu operasional.
5. kWH meter
dan kVARH meter untuk mengetahui total energi yang diproduksi oleh pembangkit.
Peralatan Pengaman
Untuk melindungi dan mengatasi gangguan yang timbul
pada sistem pembangkit seperti :
a. Kelebihan
kecepatan turbin dan generator (over speed).
b. Kekurangan tegangan (voltage drop).
c. Kelebihan tegangan. (over voltage).
d. Kelebihan arus ( over load ).
Maka pada PLTMh dibutuhkan
peralatan-peralatan pengaman seperti :
1. NFB ( No
Fuse Breaker ) atau MCCB ( Molded Case Circuit Breaker) untuk
mendeteksi kelebihan arus.
Di bawah ini adalah gambar NFB dalam bahasa
indonesia bisa diartikan sebagai pemutus tanpa sekring, berfungsi untuk
menghubungkan dan memutus tegangan/arus utama dengan sirkuit atau beban, selain
itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban dari arus yang berlebihan
ataupun jika terjadi hubung singkat.
2.
IGC ( Induction
Generator Controller) atau ELC ( Electronic Load Controller)
untuk mengatur dummy sebagai kontrol terhadap perubahan kecepatan dan tegangan.
10. Jaringan
kabel
Sistem
transmisi dan distribusi perencanaan PLTMH tidak menggunakan transformer untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan. Jarak transmisi dan distribusi sampai
dengan maksimum 3 km masih memungkinkan tanpa transformer. Losses sepanjang
transmisi dan distribusi diasumsikan maksimum 5%. Sistem transmisi menggunakan
tegangan 220 V/380 V Untuk mencapai kondisi tersebut, maka digunakan kabel
transmisi utama 3 phasa Twisted AI 4 x 70 mm2. Kabel distribusi digunakan Twisted
AI 4 x 35 mm2, dan kabel koneksi ke konsumen menggunakan Twisted
AI 2 x 10 mm2. Setiap sambungan rumah menggunakan pembatas arus untuk membatasi
penggunaan beban berlebih.
Untuk
instalasi rumah digunakan kabel NYM 2 x 1,5 mm2 dan NYM 3 x 1,5 mm2 Setiap intalasi
rumah dilengkapi 3 lampu, 1 saklar double, 1 saklar tunggal, dan 1 stop kontak.
3.2.1 Kelebihan dan Kekuranagn PLTMH
Ø
Kelebihan PLTMH
Berikut adalah beberapa kelebihan PLTMH sehingga cocok
untuk dimanfaatkan :
· Merupakan sumber saya terbarukan.
· Biaya operasional dan pemeliharaan lebih murah dibanding mesin dengan
energi fosil.
· Penerapannya relatif mudah dan ramah lingkungan, tidak
menimbulkan polusi udara dan suara.
· Efisiensinya tinggi
·
Aman bila dipakai untuk memompa air, karena tidak digerakkan motor listrik.
Selain itu efisiensinya lebih baik.
· Produk sampingan seperti air keluaran bisa dimanfaatkan untuk keperluan
irigasi. Selain itu panas yang dihasilkan juga bisa dipakai.
· Masyarakat yang menikmati manfaat mikrohidro dapat membantu menjaga kondisi
lingkungan daerah tangkapan airnya.
Ø
Kekurangan PLTMH
Berikut adalah beberapa kekurangan PLTMH yang ada di
Indonesia sehingga perlu dicari
solusinya :
·
Biaya investasi untuk teknologi mikrohidro masih tinggi.
·
Kurangnya sosialisasi PLTMH, terutama potensinya sebagai penggerak mekanis
seperti pompa air, penggiling padi, dll
·
Diperlukan sosialisasi mengenai dampak positip penerapan mikro hidro
terhadap pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat pedesaan seperti
industri kecil/rumah, perbengkelan, pertanian, peternakan, pendidikan, dll.
BAB III Gambaran Umum PLTMH
Pada
Bab ini berisi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang ada di
Desa Pacet.
BAB IV Hasil Analisa
Pada
Bab ini berisi tentang hasil perhitungan penambah daya dari Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro.
BAB V Penutup
Pada
bagian ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dan bab ini juga
merupakan bab terakhir dari saluran pembahasan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Abdul
Hafid, Ari Satmoko. (2007), Pemeliharaan prediktif dengan jaringan listrik dengan
thermography inframerah, Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir
Puspitek Serpong.
2.
Ari
Satmoko (2008). Analisis kualitatif teknik Thermography Inframerah dalam rangka
pemeliharaan secara prediktif pada pompa, Pusat Teknologi Reaktor dan
Keselamatan Nuklir Puspitek Serpong.
3.
Miko
(2009), Dasar Termografi. http:/termografi.blog.ac.id di akses tanggal 5
November 2009.
4.
M
Ozgun Korukcu, Muhsin Kilic. (2009). Penggunaan IR Thermography untuk
pengukuran suhu di dalam kabin mobil, Jurnal online, Department of Mechanical
Engineering, Uludag University, 16059 Bursa, Turkey , akses 18 November 2009.
5.
Serway
Jewet (1994). Physics for Scientist and Engineers. California State Politechnic
University, Ponoma.
6.
Sri
Sugiarti, Hani Rama Putri (2008), Pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik
pada ponsel tergadap kesehatan manusia. Seminar mahasiswa Fisika 2008, FMIPA
ITB, Bandung.
7.
Rita
Lambros. (2009). http.Electricalbody.com. Akses tanggal 20 September 2009.
8.
J
Andrzej Wrotniak. (2009). http// Digital Camera Infrared.com. Akses tanggal 2
Oktober 2009.
9. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/download/3555/3358
9. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/download/3555/3358
Langganan:
Postingan (Atom)