Jumat, 08 Januari 2016

Proposal Tugas akhir



PROPOSAL TUGAS AKHIR
ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) DI DESA PACET KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO

 
Disusun oleh :
ADI FIRMAN H
NIM : 12041015


BIDANG STUDI SISTEM TENAGA
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA






BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan sehari-hari/rumah tangga. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal dari sumber daya tak terbarui keberadaannya terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi ini perlu diupayakan langkah-langkah strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau. Sumber energi yang digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, khususnya batubara. Daerah yang mengalami kekurangan daya listrik seperti Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Papua pembangkit listriknya masih menggunakan BBM (bahan bakar minyak). Minyak bumi dan batubara merupakan energi tidak terbarukan yang lama-kelamaan akan habis.
Saat ini Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sendiri. Kelangkaan bahan bakar minyak masih terjadi di sejumlah lokasi begitu pula dengan adanya pemadaman listrik yang terjadi di berbagai daerah. Hal ini tentu bertolak belakang dengan fakta bahwa Indonesia memiliki potensi energi yang sangat melimpah. Dalam kondisi dinamika, solusi yang memadai adalah dengan menyediakan pembangkit listrik setempat seperti generator (genset) yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Solusi lainnya adalah menggunakan sumber energi lain yang berasal dari air, angin,cahaya matahari, dan biomass. System ini lazim disebut dengan pembangkit listrik skala kecil tersebar (PSK Tersebar) yang dianjurkan untuk menggunakan energi terbarukan. Hal ini juga tidak memungkinkan bagi perumahan di perkotaan mengingat krisisnya energi yang ada pada saat ini.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu alternatif penghasil listrik yang murah dan ramah lingkungan. Umumnya PLTMH dibangun untuk keperluan komunitas kecil dengan memanfaatkan laju aliran sungai. Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bias dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Tepatnya di Desa Pacet Kecamatan Pacet kabupaten Mojokerto terdapat suatu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yang dibangun sejak tahun 2007 dan merupakan penyedia tenaga listrik satu-satunya di dusun tersebut, hal ini dikarenakan listrik dari PLN tidak memasuki Dusun tersebut. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka permintaan terhadap kebutuhan energi juga meningkat, sementara cadangan energi yang dimiliki semakin terbatas dan menipis baik dalam hal kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini yang mendorong perlu adanya konservasi dan diversifikasi energi.
Dengan melihat kondisi di atas maka penulis sanagat tertarik untuk menganalisa penambahan kapasitas pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang terdapat di dusun sendi kecamatan pacet kabupaten mojokerto.
1.2         Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi pembicaraan ini adalah :
1.      Beban melebihi kapasitas PLTMH.
2.      Analisa kelayakan peralatan PLTMH.
3.      Perawatan PLTMH.
1.3         Batasan Masalah
Agar ruang lingkup permasalahan tidak terlalu meluas maka penulis membuat batasan-batasan sebagai berikut :
1.      Menganalisa penambahan daya pada PLTMH
2.      Apakah peralatan PLTMH sudah sesuai dengan kriteria
3.      Cara merawat PLTM

1.4         Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah agar :
1.     Dapat memahami tentang menganalisa penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
2.      Dapat memahami tentang peralatan PLTMH yang sesuai dengan kriteria.
3.      Dalam sistem perawatan agar PLTMH dapat bekerja semaksimal mungkin.
   BAB II
Dasar Teori PLTMH
3.1         Pembangkit Tenaga Air
Pembangkit Tenaga Air adalah suatu bentuk tenaga air dengan ketinggian dan debit air tertentu menjadi tenaga listrik dengan menggunakan turbin dan generator. Turbin air merupakan suatu alat yang berputar karena adanya lairan air dengan perputaran turbin, dimanfaatkan dengan menggunakan geneator, maka demikian akan menghasilkan aliran listrik yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Pada proses kerja turbin air dalam pembangkit listrik sampai dengan pemkaian listrik telah terjadi beberapa perubahan energy :
1.         Perubahan energy potensial yang ada di dalam aliran air menjadi energy perubahan mekanik (gerak) oleh turbin.
2.         Energy mekanik ini akan memutar generator, akibat perputaran generator terjadilah lompatan elektron, hal ini yang menghasilkan energy listrik, proses selanjutnya energy listriik yang didistribusikan ke produsen atau apa saja yang membutuhkan.
Di sini arus listrik diubah tergantung keperluan. Dapat menjadi energy panas, energy tanpa penggerak, Besarnya daya yang dibangkitkan oleh sebuah pembangkit tenaga air ditentukan oleh :
·           Besarnaya aliran air atau istilah lainnya debit atau kapasitas aliran.
·           Besarnya perbedaan tinggi muka air atau istilah lainnya tinngi terjun yang dapat dimanfaatkan.
Menurut Mosonyi (1963) yang dikutip dari Asteriyadi dan Adikesuma (2007), pembagian PLTA berdasarkan kapasitas pembangkit dibagi menjadi 4, yaitu :
·           PLTA berukuran mikro dengan daya < 100 kW.
·           PLTA dengan daya kapasitas listrik rendah antara 100 - 1.000 kW.
·           PLTA dengan daya kapasitas listrik menengah antara 1.000 - 10.000 kW,
·           PLTA dengan daya kapasitas listrik tinggi di atas 10.000 kW.
Berdasarkan pembatasan masalah maka tugas akhir ini penulis akan membahas tentang tenaga air dengan kapasitas daya listrik terpasang di bawah 100 KVA, istilah yang umum dikenal untuk pembagkit jenis ini adalah “MikroHidro”. Hidro yaitu Air sedangkan Mikro dipakai untuk menyatakan ukuran yang kecil.
3.2         Pengertian PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), biasa disebut mikrohidro, adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam, dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head, dalam meter) dan jumlah debit airnya (m3/detik). Gambar 3.1 menunjukkan contoh keseluruhan sistem PLTMH. Umumnya PLTMH yang dibangun jenis run off river dimana head diperoleh tidak dengan membangun bendungan besar, melainkan dengan mengalihkan aliaran air sungai ke satu sisi dari sungai dan menjatuhkannya lagi ke sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh. Dengan menggunakan pipa, air dialirkan ke power house (rumah pembangkit) yang biasanya dibangun di pinggir sungai. Melalui nosel air akan menyemprot keluar memutar roda turbin (runner), kemudian air tersebut dikembalikan ke sungai asalnya. Energi mekanik putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.
Pembangkit listrik tenaga air dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai PLTMH (mikrohidro). Dalam perencanaan pembangunan sebuah PLTMH, diperlukan pengetahuan tentang:
·           Hidrologi
·           Kelistrikan
·           Bangunan sipil
·           Permesinan
·           Ekonomi untuk studi kelayakan.
 
Gambar 3.1 Gambaran Umum PLTMH
PLTMH mempunyai beberapa bagian penting yang mendukung kemampuan kerjanya, seperti dijabarkan di bawah ini.
1.      Intake dan bendung
Bendungan untuk instalasi PLTMH berfungsi untuk menampung aliran air sungaidan/atau hanya sekedar untuk mengalihakn air supaya masuk ke dalam intake. Sebuah bendungan biasanya dilengkapi dengan pintu air untuk membuang kotoran dan endapan. Perlengkapan lainnya adalah: penjebak/saringan sampah. PLTMH, umumnya adalah pembangkit tipe run of river, sehingga bangunan intake dibangun berdekatan dengan bendungan dengan memilih dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir.
 
Gambar 3.2 Contoh bendung, intake, di PLTMH.
2.      Saluran pembawa
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan. Ada berbagai macam saluran pembawa, antara lain terowongan, saluran terbuka dan saluran tertutup. Konstruksi saluran pembawa dapat berupa pasangan batu kali atau hanya berupa tanah yang digali. Pada saluran yang panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah pada jarak tertentu. Ini untuk menjaga jika terjadi banjir maka kelebihan air akan terbuang melalui saluran tersebut.
 
Gambar 3.3 Contoh saluran pembawa di PLTMH.

3.      Head Tank (Bak Penenang) 
Fungsi dari bak penenang adalah untuk menenangkan air yang akan masuk turbin melalui penstock sesuai dengan debit yang diinginkan, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir dan kayu-kayuan. Untuk kasus-kasus tertentu, adalah memungkinkan untuk menggabungkan bak penenang sekaligus juga untuk bak pengendap. Terkait dengan fungsi-fungsi tersebut maka bak penenang dilengkapi dengan pintu air untuk masuk ke penstock, pintu penguras, saluran pelimpah serta saluran penguras.
4.      Pipa pesat / Penstock
      Pipa pesat berfungsi untuk mengubah energi potensial air di bak penenang menjadi energi kinetik air di dalam pipa pesat, dan kemudian mengarahkan energi kinetic tersebut untuk memutar roda gerak turbin air.
5.      Pondasi dan Dudukan Pipa Pesat
Dudukan pipa pesat harus mampu menahan beban statis dan dinamis dari pipa pesat dan air yang mengalir di dalamnya. Oleh karena itu harus dihindari belokan-belokan karena akan mengakibatkan gaya yang cukup besar. 
6.      Rumah Pembangkit (power house)
Rumah di mana semua peralatan mekanik dan elektrik PLTMH berada yang terdiri dari:
·         Turbin dan sistem mekanik
·         Generator
·         Panel control
·         Ballast load
·         Tempat peralatan/tools.
                Rumah pembangkit dilengkapi dengan pengamanan terhadap petir dan arus
berlebih (lightning arrester). Rumah pembangkit berupa pasangan bata dengan bangunan coran bertulang pada pondasi turbin dan penampungan air di bawah turbin sebelum keluar ke tail race. Hal utama yang menjadi perhatian dalam pembangunan rumah pembangkit adalah aksesibilitas dan sirkulasi udara untuk melepas panas pada ballast load. Sirkulasi udara yang baik akan menjaga temperatur kerja sekitar rumah pembangkit tidak berlebih, sehingga temperatur kerja mesin dapat dijaga dengan baik.
7.      Mesin PLTMH atau disebut Turbin,
          Merupakan peralatan PLTMH yng berada di dalam rumah pembangkit. Turbin secara umum dapat diartikan sebagai mesin penggerak mula dimana energi fluida kerja yang digunakan langsung memutar roda turbin, fluida kerjanya dapat berupa air, uap air dan gas. Dengan demikian turbin air dapat diartikan sebagai suatu mesin penggerak mula yang fluida kerjanya adalah air.

            Secara umum prinsip kerja dari turbin air ini adalah aliran air di dalam pipa pesat yang mengandung energi diarahkan ke roda turbin melalui nozzle, kemudian energi yang di dalam air ini pada roda turbin di ubah bentuknya menjadi energi mekanik berupa putaran. Putaran roda turbin inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan suatu beban, salah satu contohnya adalah untuk menggerakkan generator pembangkit listrik.
Konstruksi dasar dari turbin air terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor adalah bagian–bagian dari turbin yang bergerak atau berputar seperti roda turbin (runner), poros, kopling, roda gaya, puly dan bagian bagian dari turbin yang diam seperti saluran masuk (pipa pesat), rumah –rumah, sudu antar, sudu pengarah (nozzle), saluran buang dan lain–lain.


Dari gambar turbin air poros vertical tersebut di atas dapat dilihat komponen utama yaitu :
1. Sudu tetap (nozzle), yang berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida kerja (air) masuk de dalam sudu gerak.
2.   Sudu gerak, sudu gerak ini dipasang pada sekeliling roda turbin, yang mana fungsinya adalah untuk menerima tekanan dari kecepatan fluida kerja air masuk dan keluar sudu.
3.  Rotor (roda turbin), suatu tempat dudukan sudu gerak, berfungsi untuk meneruskan daya putar yang diterima dari sudu gerak keporos.
4.  Poros, yang berfungsi untuk mentransmisikan daya atau tenaga bersama       –sama dengan putaran roda turbin dan juga dapat berfungsi untuk mendukung suatu momen putar.
5.  Stator (rumah turbin), berfungsi untuk melindungi atau untuk pengamanan dari proses kerja turbin, dan juga untuk mendukung konstruksi turbin secara keseluruhan.
6.  Generator listrik, berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis dari poros turbin menjadi tenaga listrik.

Prinsip Kerja Turbin Air
      Pada roda turbin terdapat sudu yaitu suatu konstruksi lempengan dengan bentuk dan penampang tertentu, air sebagai fluida kerja mengalir melalui ruang diantara sudu tersebut, dengan demikian roda turbin akan dapat berputar dan pada sudu akan ada suatu gaya yang bekerja. Gaya tersebut akan terjadi karena ada perubahan momentum dari fluida kerja air yang mengalir diantara sudunya. Sudu hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja air tersebut.
Klasifikasi Turbin Air
       Turbin air juga dibedakan dalam dua golongan utama, yaitu dipandang dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya :
1.         Turbin Impuls
Turbin impuls disebut juga dengan turbin air tekanan sama karena tekanan air yang keluar dari nozel tekanannya sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Sehingga energi tempat dan energi tekanan yang dimiliki oleh aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh dari turbin impuls ini adalah
·      Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari  satu atau lebih alat yang disebut nozzle. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 m tetapi untuk skala mikro head 20 m sudah mencukupi
·      Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
·      Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.
2.    Turbin reaksi
     Turbin reaksi disebut juga dengan turbin tekanan lebih karena tekanan air sebelum masuk roda turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda turbin. Secara umum dapat dikatakan bahwa aliran air yang masuk keroda turbin mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai sebagian untuk menggerakkan roda turbin dan sebagian lagi dipergunakan untuk mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering digunakan antara lain.
Jenis-jenis turbin reaksi antara lain :
·      Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar.  Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat. 
·      Turbin Kaplan dan propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.
8.      Generator
Sebuah peralatan konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator) merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi mekanis diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh penggerak mula (prime mover), sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan rotornya.
Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan penggerak mula (prime mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar yang sama dengan putaran rotor tersebut.
Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik (dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan untuk penerangan darurat yang sering disebut Generator Set atau generator cadangan.
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut :
1.      Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2.  Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
3.  Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut hal tersebut sesuai dengan Persamaan berikut :
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama lain Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik.
9.      Panel atau peralatan pengontrol listrik
Biasanya berbentuk kotak menempel di dinding, berisi peralatan elektronik untuk mengatur listrik yang dihasilkan.
Metode kontrol yang di gunakan adalah :
Ø Metode kontrol supervisory yang diklasifikasi lagi menjadi : pengawasan terus menerus, kontrol jarak jauh, dan kontrol berkala.
Ø Metode kontrol operasional yang diklasifikasi menjadi: kontrol manual, konrol manusia, dan kontrol otomatis.
Ø Metode kontrol output yang meliputi kontrol jaringan, kontrol level air, kontrol debit, dan kontrol operasional.
Selain itu sebuah PLTMH harus juga dilengkapi dengan kebutuhan minimum untuk suatu sistem pembangkit listrik pedesaan, meliputi :
1.    Voltmeter untuk tegangan keluaran.
2.    Voltmeter untuk beban dummy.
3.    Amperemeter untuk keluaran generator.
4.    Hourmeter untuk waktu operasional.
5.    kWH meter dan kVARH meter untuk mengetahui total energi yang diproduksi oleh pembangkit.

Peralatan Pengaman
Untuk melindungi dan mengatasi gangguan yang timbul pada sistem pembangkit seperti :
a.       Kelebihan kecepatan turbin dan generator (over speed).
b.      Kekurangan tegangan (voltage drop).
c.       Kelebihan tegangan. (over voltage).
d.      Kelebihan arus ( over load ).

Maka pada PLTMh dibutuhkan peralatan-peralatan pengaman seperti :
1.      NFB ( No Fuse Breaker ) atau MCCB ( Molded Case Circuit Breaker) untuk mendeteksi kelebihan arus.
Di bawah ini adalah gambar NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai pemutus tanpa sekring, berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus utama dengan sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban dari arus yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat.
        2.       IGC ( Induction Generator Controller) atau ELC ( Electronic Load Controller) untuk mengatur dummy sebagai kontrol terhadap perubahan kecepatan dan tegangan.
10.  Jaringan kabel
Sistem transmisi dan distribusi perencanaan PLTMH tidak menggunakan transformer untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Jarak transmisi dan distribusi sampai dengan maksimum 3 km masih memungkinkan tanpa transformer. Losses sepanjang transmisi dan distribusi diasumsikan maksimum 5%. Sistem transmisi menggunakan tegangan 220 V/380 V Untuk mencapai kondisi tersebut, maka digunakan kabel transmisi utama 3 phasa Twisted AI 4 x 70 mm2. Kabel distribusi digunakan Twisted AI 4 x 35 mm2, dan kabel koneksi ke konsumen menggunakan Twisted AI 2 x 10 mm2. Setiap sambungan rumah menggunakan pembatas arus untuk membatasi penggunaan beban berlebih. Untuk instalasi rumah digunakan kabel NYM 2 x 1,5 mm2 dan NYM 3 x 1,5 mm2 Setiap intalasi rumah dilengkapi 3 lampu, 1 saklar double, 1 saklar tunggal, dan 1 stop kontak.
3.2.1 Kelebihan dan Kekuranagn PLTMH
  Ø  Kelebihan PLTMH
Berikut adalah beberapa kelebihan PLTMH sehingga cocok untuk dimanfaatkan :
·    Merupakan sumber saya terbarukan.
·    Biaya operasional dan pemeliharaan lebih murah dibanding mesin dengan energi fosil.
·  Penerapannya relatif  mudah dan ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi udara dan suara.
·    Efisiensinya tinggi
·  Aman bila dipakai untuk memompa air, karena tidak digerakkan motor listrik. Selain itu efisiensinya lebih baik.
·    Produk sampingan seperti air keluaran bisa dimanfaatkan untuk keperluan irigasi. Selain itu panas yang dihasilkan juga bisa dipakai.
· Masyarakat yang menikmati manfaat mikrohidro dapat membantu menjaga kondisi lingkungan daerah tangkapan airnya.
  Ø  Kekurangan PLTMH
Berikut adalah beberapa kekurangan PLTMH yang ada di Indonesia sehingga perlu dicari solusinya :
·           Biaya investasi untuk teknologi mikrohidro masih tinggi.
·           Kurangnya sosialisasi PLTMH, terutama potensinya sebagai penggerak mekanis seperti pompa air, penggiling padi, dll
·           Diperlukan sosialisasi mengenai dampak positip penerapan mikro hidro terhadap pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat pedesaan seperti industri kecil/rumah, perbengkelan, pertanian, peternakan, pendidikan, dll.
   BAB III          Gambaran Umum PLTMH
Pada Bab ini berisi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang ada di Desa Pacet.
   BAB IV          Hasil Analisa
Pada Bab ini berisi tentang hasil perhitungan penambah daya dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
   BAB V            Penutup
Pada bagian ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dan bab ini juga merupakan bab terakhir dari saluran pembahasan.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Abdul Hafid, Ari Satmoko. (2007), Pemeliharaan prediktif dengan jaringan listrik dengan thermography inframerah, Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir Puspitek Serpong.
2.      Ari Satmoko (2008). Analisis kualitatif teknik Thermography Inframerah dalam rangka pemeliharaan secara prediktif pada pompa, Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir Puspitek Serpong.
3.      Miko (2009), Dasar Termografi. http:/termografi.blog.ac.id di akses tanggal 5 November 2009.
4.      M Ozgun Korukcu, Muhsin Kilic. (2009). Penggunaan IR Thermography untuk pengukuran suhu di dalam kabin mobil, Jurnal online, Department of Mechanical Engineering, Uludag University, 16059 Bursa, Turkey , akses 18 November 2009.
5.      Serway Jewet (1994). Physics for Scientist and Engineers. California State Politechnic University, Ponoma.
6.      Sri Sugiarti, Hani Rama Putri (2008), Pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik pada ponsel tergadap kesehatan manusia. Seminar mahasiswa Fisika 2008, FMIPA ITB, Bandung.
7.      Rita Lambros. (2009). http.Electricalbody.com. Akses tanggal 20 September 2009.
8.      J Andrzej Wrotniak. (2009). http// Digital Camera Infrared.com. Akses tanggal 2 Oktober 2009.
9.   http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/download/3555/3358

Tidak ada komentar:

Posting Komentar